Oleh: Anindya Diah M.
Islam
merupakan agama yang bersifat universal. Tak hanya mengatur kehidupan manusia
dari sisi kerohaniannya saja, namun segi-segi kehidupan manusia yang lain pun
menjadi objek yang turut diatur dalam agama Islam. Segala pengaturan segi-segi
kehidupan manusia ini, mulai dari hal-hal yang sangat sederhana hingga yang
bersifat kompleks tercantum dalam Al-Quran dan telah dicontohkan pula oleh
tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Ekonomi menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang diatur dalam Islam.
Mulai dari tata cara pelaksanaan ekonomi menurut Islam, kegiatan-kegiatan
ekonomi yang dilarang Islam, serta masih banyak lagi permasalahan ekonomi
lainnya.
Salah
satu sistem ekonomi yang masih eksis hingga saat ini dan tak dipungkiri telah
menjadi bagian dalam kehidupan umat manusia saat ini yakni sistem ekonomi
konvensional. Menurut Dr. Muhammad Nafik HR sebagai salah seorang pengajar Ilmu
Ekonomi Islam, ekonomi konvensional hanya memandang manusia dari sisi
jasmaniyahnya saja, yakni bahwa manusia memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber
yang terbatas. Karenanya, dalam ekonomi konvensional, kebutuhan manusia sangat
mungkin dipenuhi dengan cara yang berlebihan untuk semaksimal mungkin mencapai
kepuasan manusia (maximize utility) yang justru mendorong manusia serakah.
Sementara aspek-aspek lain di luar jasmaniyah, seperti akal, hati, nafsu, dan
jiwa / agama tidak menjadi perhatian dalam ekonomi konvensional. Yang
dihasilkan kemudian hanyalah sekedar makhluk ekonomi yang timpang.
Lalu,
bagaimana ekonomi menurut Islam?
Sebelum
menelaah persoalan ini lebih jauh, ada baiknya jika terlebih dahulu memahami
bagaimana ekonomi dalam Islam atau lebih dikenal dengan istilah “sistem ekonomi
Islam”. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang bersumber dari
Al-quran, diatur berdasarkan aturan agama Islam, dan didasari dengan tauhid.
Berdasar pada analisis yang dilakukan oleh para ahli ekonom, ekonomi Islam
mampu mengatasi permasalahan ekonomi konvensional yang telah disebutkan
sebelumnya, karena tujuan ekonomi Islam
tidak lain adalah kemaslahatan umat dengan memperhatikan maqashid syariah, baik
dari sisi agama/keimanan (ad-din), jiwa (an-nafs), akal (al-aql), keturunan
(an-nasl), dan harta benda (al-maal).
Berdasarkan
opini Dr. Nafik, jika pada dekade terakhir ini sistem ekonomi Islam baru marak
diperbincangkan oleh dunia, hal itu karena memang sistem ekonomi Islam lah yang
mampu menjawab permasalahan ekonomi dunia dari dulu hingga sekarang. Hanya
saja, ia pernah tenggelam dalam pertarungan sejarah ekonomi dunia sehingga yang
kita kenal saat ini hanyalah sistem ekonomi konvensional yang diajarkan di
banyak perguruan tinggi.
Pada
dasarnya, Islam menganggap kekayaan di bumi ini sebagai bentuk amanah dari Allah dan sudah semestinya
digunakan dengan baik. Oleh karena itu,
Islam telah menyediakan sebuah sistem ekonomi yang sempurna di dalam
mempergunakan sumber-sumber yang dikaruniakan oleh Allah dalam hal pemenuhan
kebutuhan yang dikehendaki oleh setiap umat manusia. Dengan tujuan yang paling utama yakni ibadah
pada Allah ta'ala dan tercapainya kesejahteraan manusia.
Ayo
belajar ekonomi Islam ... . .
0 komentar:
Posting Komentar